PSIPP ITB Ahmad Dahlan Gelar Seminar dan Peluncuran Dua Buku

JIBPost.ID – Puncak Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 10 Desember dan Peringatan Hari Ibu 22 Desember tahun 2020 ini nampak berbeda. Pasalnya, Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) ITB Ahmad Dahlan Jakarta bersama Kemenko PMK RI menggelar seminar nasional dengan topik ‘Filantropi untuk Pemberdayaan Perempuan’ dan peluncuran dua buku, yakni ‘Zakat dan Wakaf Uang untuk Pemberdayaan Perempuan’ dan ‘Zakat untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak’.

Topik yang benar-benar berangkat dari kebutuhan perempuan di akar rumput.

Ide penulisan buku ini, menurut Yulianti Muthmainnah adalah karena perempuan korban, perempuan kepala keluarga, perempuan pekerja rumah tangga, maupun perempuan yang menjadi tulang punggung nafkah keluarga tidak diperhitungkan secara serius dalam zakat dan wakaf uang. Terutama perempuan korban tiba-tiba bisa menjadi miskin bila mendapatkan KDRT atau kekerasan seksual. Di lain pihak, potensi zakat dan wakaf di Indonesia sangat tinggi.

Acara yang dilakukan secara daring dan luring pada Jumat, 11 Desember, dimulai dengan sambutan Rektor ITB AD Jakarta bapak Mukhaer Pakkanna. Dalam sambutan dan laporan beliau, kegiatan ini sebagai ijtihad PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta untuk pembangunan berkelanjutan (SDGs), memastikan perempuan sebagai subyek. Kampus ITB AD Jakarta sudah mengintegrasikan 15 indikator dengan memasukkan perspektif perempuan dalam Ibadah Sosial, mata kuliah Kemuhammadiyahan sebagai implementasi teologi al-Ma’un. Sehingga pemberdayaan ekonomi dhuafa berfokus pada perempuan, terutama perempuan korban atau perempuan kepala keluarga.

Keynote Stafsus Menteri Kemenko PMK, mewakili Menteri Muhadjir, bapak Ghafur Akbar mengatakan perempuan sebagai kepala keluarga jarang terlihat sebagai subyek pembangunan dan pihak utama yang berhak atas zakat atau wakaf uang.

Keynote speech dan pembuka acara, Wakil Menteri Agama RI, bapak Zainut Tauhid Sa’adi menyebutkan potensi zakat, wakaf, infaq, dan shadaqoh di Indonesia terbesar di dunia. Nilai-nilai filantropi tumbuh kuat dalam kehidupan masyarakat. Filantropi ini harus terus didukung dan dikuatkan menyentuh isu perempuan.

Dalam peluncuran buku dan diskusi ini juga dihadiri oleh Prof. Amelia Fauzia (Guru Besar UIN Jakarta, pakar filantropi), Dr. Suhairi (Wakil Rektor IAIN Lampung), dan Dr. Maria Ulfa Anshor (Komnas Perempuan).

Para narasumber mengakui bahwa zakat dan wakaf uang masih terfokus pada isu beasiswa pendidikan, dakwah, pembangunan masjid atau sekolah, dan karitatif (bantuan sesaat). Isu perempuan, apalagi menjadikan perempuan sebagai pihak utama yang menerima zakat atau wakaf uang masih tidak nampak. Itu sebabnya perspektif pemberdayaan perempuan dalam dewan pengambil kebijakan di lembaga-lemabga filantropi harus ditumbuhkan.

Sebagaimana studi kasus di Lampung, potret salah satu buku, dipaparkan Dr. Suhairi, zakat dan wakaf uang di Lampung juga belum menyentuh aspek pemberdayaan perempuan secara komprehensif.

Prof Amelia menyebut ‘buku ini adalah ijtihad kontemporer, memasukkan perempuan korban berhak atas zakat’

Kegiatan yang dihadiri 245 orang melalui online dan 53 orang melalui offline (sesuai protokol kesehatan) diharapkan bisa meyakinkan para lembaga filantropi memastikan perempuan tidak tertinggal dalam pembangunan berkelanjutan yang ditargetkan selesai 2030.

Sumber: https://jibpost.id/psipp-itb-ahmad-dahlan-gelar-seminar-dan-peluncuran-dua-buku/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *